Dalam hubungannya dengan pertanian banyak upacara-upacara yang dilakukan, misalnya: Upacara pertanian di pulau Sawu yang dilaksanakan da;am bulan Kelia Wadu yakni Juli-Agustus membawa persembahan memanggil mayang dan air nira. Bulan Agustus - September dilakukan upacara permohonan agar pohon lontar mempunyai banyak mayang dan nira. Begitu seterusnya penyadapan air nira dan dimasak menjadi gula, selalu disertai upacara-upacara. Begitu pula akan memulai menanami ladang sampai panen diadakan upacara-upacara seperti upacara Dabu, upacara Bange Liu dan upacara Holle. Upacara yang berhubungan dengan pertanian yang terkenal di pulau Rote adalah upacara Uus, yang disertai dengan pesta tanda sukaria. Di Timor upacara pertanian dilakaukan sejak mencari tempat pertanian atau ladang sampai panen, yakni upacara menebang pohon, membakar kayu, sifonafo atau memadamkan abu, menutiup parit, memetik jagung pertama dan upacara padi.
Selain upacara-upacara yang berhubungan dengan pertanian masyarakat Nusa Tenggara Timur juga mengadakan upacara-upacara yang berkaitan dengan lingjaran hidup manusia. Misaklnya upacara kelahiran, upacara mahapi ma maheli yakni iniasi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa bagi anak laki-laki. Dalam upacara perkawinan terdapat berbagai variasi di beberapa daerah, namun pada umumnya proses perkawinan yang wajar selalu disertai dengan pembayaran mas kawin atau belis dari pihak laki-laki kepada calon mempelai wanita. Adapun macam-macam mas kawin utama adalah gading, di Sumba selain gading juga logam mulia dalam bentuk kalung, sisir, anting dan hewan. Untuk pulau Sawu mas kawin utama adalah Sirih Pinang.
Pada suku bangsa timor, upacara kematian memegang peranan penting, sebagai persembahan dan peringatan kepada si mati. Di pulau Sabu terdapat beberapa upacara kematian yakni upacara kematian Dewan Mone Ama, upacara kematian orang mati kecelakaan ini diadakan pesta serta tarian Lido puru Rai serta makan-makan sejumlah hewan yang dipotong.
Pada upacara kematian Dewan Mone Ama, upacaranya tidak sama dengan orang biasa. Ujung jari tangan, kaki dan tidak dipotong dan dikuburkan tersendiri oleh penggantinya tanpa diketahui seseorang. Lobang kubur berbentuk bulat, mayat dikubur dalam posisi jongkok dan di atas kepalanya ditutup gong. Mayat orang yang mati karena kecelakaan, dikuburkan di luar rumah dan bentuk kuburannya persegi panjang. Upacaranya disebut Rue di mana pada upacara ini dipotong 7 ekor hewan antara lain babi, kambing, ayam, anjing dan sebagainya, sedangkan pada upacara kematian yang biasa, mayat dibungkus dengan selimut adat dan dikuburkan dalam posisi jongkok dengan dibekali bahan makanan, sirih dan pinang. Di atas kuburannya dipotong hewan kecil misalnya seekor kutu babi, sebagai tambahan bekal si mati. Tenunan Nusa Tenggara Timur yang menghasilakn sarung selendang dan lain-lain merupakan hasil kerajinan rakyat yang tinggi mutunya. Motif dan coraknya beraneka warna sesuai denga daerah di mana asal tenunan tersebut dibuat. Kain-kain tenunan selain untuk keperluan adat maupun pribadi, merupakan hasil mata pencaharian tambahan sehingga tenunan Nusa Tenggara Timur ini terkenal sampai ke luar negeri. Motif-motif kain tenunan dari sumba umumnya bermotif kerbau, kuda dan batu kubur, dari pulau proti bermotifkan padi dan garis-garis geometri, sedangkan Sawu motif tenunannya adalah pohon kelapa, dan lain sebagainya. Warna yang dipakai adalah coklat kemerahan atau biru dan proses pembuatannya dengan teknik ikat tertentu dalam pencelupan atau dengan mengatur benang-benang yang berlainan warna dalam menenunnya.
Wednesday, July 19, 2006
SAVU ISLAND
On this island, off the south coast of Timor, the great explorer Captain Cook rested longer than intended, since he was greeted with smiles and refreshing drinks of fermented lontar juice.
This isolated island supports a population of (30,000). Thanks to the tree of life, the lontar palm. From the lontar blossom, a sweet liquid, tuak is tapped. The highly nutritious tuak can be drunk in its raw form, fermented into an alcoholic beverage or made into sugar, either way it serves as a food supplement, as rice is saved for feasts and special occasion. The lontar trunk provides wood for boats and traditional houses. Its fan-like leaves are used as roofing on the traditional house. The house, divided into male and female, parts, a one family dwelling and forms part of a single clan village protected by a stone wall. Even the dead are wrapped in the lontar leaves. These leaves are also plaited into baskets, in which offering to the ancestors are placed at ceremonies. And thought of as gifts received to the descendant of the Sun to ensure a prosperous harvest.
Whether you want to experience Savu's rich culture sip the refreshing lontar juice, wim in the clear water, surf the waves or just enjoy the hospitality of the Suvenese, it's only a short trip from Kupang by plane or boat.
Subscribe to:
Posts (Atom)