Monday, December 15, 2008

Anak - anak Sabu , aset tak ternilai


Jika membaca judul di atas , sebenarnya tidak ada yang istimewa , karena pada dasarnya anak adalah aset yang memang tak ternilai. Tapi jika anda adalah orang Sabu dan kebetulan berada di perantauan , maka tidaklah salah jika anda akan mengamini judul tesebut sebagai sebuah pernyataan yang sungguh mengandung makna yang mendalam.
Bagaimana tidak ? Belajar dari pengalaman saya yang dilahirkan dan dibesarkan di Ende Flores, yang nota bene di sana jumlah masyrakat perantau asal Sabu cukup banyak , maka amatlah miris melihat begitu banyak anak - anak Sabu yang masih perlu diperhatikan khususnya dalam di dalam pengembangan dan pemenuhan kebutuhan mereka akan pendidikan yang layak.
Siapa sih yang tidak mengakui kalau orang Sabu memilki semangat dan keinginnan yang kuat untuk bekerja keras. Dimana - mana , khususnya di Ende , kita akan melihat segenap orang Sabu perantau berkutat dengan banyak sekali dunia kerja , mulai dari PRT ( Pembantu Rumah Tangga ) , Buruh , Tukang , Petani , Pedagang , Sopir , Nelayan , Pegawai bahkan Pengusaha , dsb. Akan tetapi jika kita meneropong masuk kedalam kehidupan mereka , maka akan bayak juga kita jumpai diantara keluarga - keluarga Sabu perantau tersebut , masih banyak ekploitasi terhadap sumber daya khususnya anak - anak. Anak - anak yang harusnya diberi kesempatan untuk sekolah dan mengenyam pendidikan yg semestinya banyak yang sudah tidak lagi bersekolah. Ada yang putus di tengah jalan , ada juga yang karena desakan ekonomi tidak mampu bertahan sehingga memilih untuk bekerja dari pada berada di bangku sekolah.
Alasan ekonomi adalah faktor utama penyebab banyak anak putus sekolah. Tetapi dengan banyaknya sekolah-sekolah yang memberikan biaya pendidikan gratis , maka sebenarnya alasan ekonomi sudah tidak bisa dijadikan alasan utama lagi , tinggal keinginan dan kemauan orang tua membimbing dan mengarahkan anak-anaknya agar mau bersekolah. Baik penjelasan tentang manfaat pendidikan bagi dirinya sendiri , maupun bagi orang tua dan juga bagi orang lain di sekitarnya. Juga yang sangat diharapkan adalah peran dari Tokoh - tokoh ( Baca : Orang yang dituakan ) , agar mau memberi motivasi dan arahan pada setiap kesempatan kepada segenap warga Sabu agar mau memperhatikan pendidikan anak-anak mereka.
Pada kesempatan ini , saya menghimbau kepada kita semua warga Sabu , baik yg di Sabu maupun yang ada di tanah perantauan , marilah kita memperhatikan anak-anak kita dan menjaga mereka sebagai mutiara-mutiara yang pada saatnya nanti akan memancarkan kilau-nya dan memberikan kebanggaan kepada kita semua sebagai Orang Sabu ( Do Hawu ).
Mungkin tulisan ini biasa-biasa saja, tapi inilah fakta dan perlu mendapat perhatian kita semua.