Jika ada yang bertanya "Pernahkah anda dicium atau mencium seseorang yang tidak memiliki hubungan yang dekat dengan anda seperti hubungan suami-istri atau kakak - adik atau orang tua dan anak ? " Mungkin hanya sebagian kecil saja menjawab " Pernah !". Dan diantara yang sebagian kecil itu , pastilah orang Sabu. Kok bisa begitu kesimpulannya ? Jawabannya karena Suku Sabu memiliki suatu tradisi unik sekaligus rada aneh ( jika dinilai oleh orang lain ) , yaitu : tradisi berciuman dengan saling menyentuhkan hidung sebagai ungkapan rasa rindu , sayang , hormat , empati kepada orang yang dianggap berhak mendapatkan itu.
Cium / berciuman atau dalam bahasa Sabunya disebut Henge-dh'o , bisa anda temui pada saat - saat tertentu dimana sang pemberi dan penerima ciuman berusaha mengktualisasikan ekspresi dari hatinya. Misalnya karena karena perasaan rindu karena sudah lama tidak bertemu atau ada tamu terhormat yang sedang berkunjung atau pada saat merayakan hari raya Natal atau pada saat menyampaikan ungkapan turut bersedih / belasungkawa atau memberikan ucapan selamat karena suatu kejadian yang mendatangkan kebahagiaan dan suka cita atau saat mengakhiri pertentangan /perselisihan , dsb.
Henge-dho' dilakukan dengan tidak mengenal umur , gender , profesi bahkan status sosial.Henge-dho' adalah nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang Orang Sabu yang mengandung makna yaitu betapa kita sebagai sesama manusia harus bisa saling memberi dan menerima tanpa rasa pamrih dan juga bisa mengaktualisasikan kasih sayang terhadap sesama tanpa pandang bulu.
No comments:
Post a Comment